Akibat PMK, Tercatat 500 Sapi di Ponorogo Mati
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2022/06/17/4ce8b_sapi-mati.jpeg)
PONOROGO, iNews.id - Kecamatan Pudak menjadi wilayah yang paling terdampak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Ponorogo. Hal itu dikarenakan Pudak adalah sentra sapi perah, dan menjadi mata pencaharian sebagian besar warga dengan mengandalkan produktifitas susu yang dihasilkan.
Namun sejak wabah PMK mulai menyerang wilayah tersebut pada akhir bulan mei lalu, hingga kini kondisinya kian memprihatinkan. Banyak sapi yang jatuh sakit. Bahkan sebagian hingga mati. Sapi-sapi tersebut beberapa diantaranya mati didalam kandang, dan sebagian lainnya mati karena dipotong paksa.
“Masyarakat saat ini sudah sangat resah. Tidak saja harus memikirkan ternaknya yang sakit, namun mereka juga kehilangan pendapatan,” ujar Edi Haryono Perangkat Desa Pudak Kulon.
Selain itu, Masih menurut Edi, warga juga kuwalahan karena harus mengubur sapi-sapi yang mati. Belum lagi harus mencari lahan untuk dijadikan pemakaman massal.
“Saking banyaknya, kadang baru selesai menguburkan sapi, sudah ada lagi laporan sapi yang mati,” imbuhnya.
Menurut Sekretaris Kecamatan Pudak Agus Susanto, bahwa data yang masuk hingga kemarin total sebanyak 500 ekor sapi mati. Baik mati karena potong paksa maupun mati dalam kandang.
“Sementara yang terjangkit mencapai 3076 ekor, dari total populasi sebanyak 12 ribu sapi,” jelasnya.
Berbagai cara sudah dilakukan masyarakat setempat untuk mencegah penyebaran PMK itu terus meluas. Warga berharap ada perhatian khusus dari pemerintah untuk menanggulangi wabah ini.
Editor : Putra