PONOROGO, iNews.id - Kepala Reog Ponorogo atau yang disebut Barongan yang berusia ratusan tahun ternyata masih ada dan terawat dengan baik, meskipun ada beberapa bagian yang mengalami kerusakan, karena termakan usia.
Sedikitnya 10 barongan lawas dipamerkan pada masyarakat umum, oleh sang kolektor Budi Maryono warga jalan Imam Bonjol, Ponorogo.
“Yang saya pamerkan ini mulai dari tahun 1910 hingga 1950, bahkan ada beberapa barongan yang belum diketahui kapan tahun pembuatannya,” ujar Budi.
Lanjutnya, memang tidak semua Barongan miliknya. Dia sendiri mempunyai 3 barongan. Barongannya adalah buatan 1940,1946 dan 1948.
“Untuk yang saya punya hanya tiga, sedangkan lainnya saya pinjam dari pemiliknya, khusus untuk dipamerkan pada hari ini,” imbuhnya.
Masih menurut Budi, bahwa sebenarnya masih banyak barongan yang disimpan secara individu di rumah warga. Setahun dirinya melakukan penelusuran, tercatat ada 600 barongan tua yang hingga kini masih terawat dengan baik.
Lebih lanjut, menurut keterangan yang diperoleh Budi dari orang-orang yang menyimpan barongan itu, terkuak bahwa memang ada kepercayaan barongan-barongan tua itu tidak boleh dijual.
"Pesan dari mbah-mbah dulu tidak boleh dijual, suruh simpan di rumah meski hingga nanti kemungkinan bakalan rusak," terangnya.
Pernah, jelas dia, ada yang menekat menjual barongan. Namun entah bagaimana caranya, barongan tersebut kembali di pemilik yang lama.
"Ada cerita mistis ketika ada yang pernah menjual. Tiba-tiba saja barongan kembali ke penjualnya, setelah dibawa pulang pembelinya,” ungkapnya.
Selain cerita kembali sendiri ketika dijual, ada banyak cerita mistis lainnya. Dari mulai bergerak sendiri hingga marah ketika terlambat atau tidak diberi sesajen.
“Banyak yang cerita, bergerak sendiri, kemudian jatuh dari tempatnya. Biasanya telat memberi sesaji atau tidak dikasih sesaji,” lanjutnya.
Selain berbagai cerita mistis, Barongan-barongan tua ini juga dipercaya mempunyai penunggu gaibnya.
“Menurut pemiliknya hampir semua Barongan tua ada penunggu gaibnya. Bahkan mereka biasanya menamai barongan sesuai dengan penunggunya,” pungkasnya.
Editor : Putra