PONOROGO, iNews.id - Di Kabupaten Ponorogo, selain Reog ternyata ada kesenian tradisional yang sudah berumur ribuan tahun. Kesenian yang cuma ada di Desa Singgahan, Pulung tepatnya Dusun Mojo ini sudah menjadi budaya dan kesenian turun temurun warga setempat.
Menurut cerita tarian Keling diadopsi atau diperumpamakan perwujudan dari suku Keling yang dahulu mendiami daerah tersebut.
“Katanya mbah-mbah buyut, Suku Keling suku pertama yang berada di wilayah Singgahan, yang identik dengan kulit hitam,’’ kata Wiyoto, pimpinan seni tari Keling sekaligus generasi ke empat penerus tari.
Lanjutnya, bahwa memang tarian ini mempunyai keunikan tersendiri dari pemain, kostum hingga ada unsur mistis. Bahkan diklaim cuma ada di Desa Singgahan, karena tidak ada warga desa lain mempunyai kesenian yang sama.
“Hanya ada satu grup saja dan terdiri dari 35 personil. Yakni prajurit, pujangga, abdi putri dan penari penggembira kerajaan,” jelasnya.
Seluruh pemain dan pengiring musik dalam tarian ini hanya bisa dilakukan oleh warga Dusun Mojo. Selain itu tarian ini tidak bisa bercampur ataupun berkolaborasi dengan kesenian lain.
‘’Dari dulu sampai sekarang pakaian dan gerakannya ya begini tidak berubah. Tidak ada unsur adopsi gerakan dari daerah manapun,’’ jelasnya.
Kostumnya pun terbilang unik, dimana tokoh prajurit sekujur tubuhnya diolesi menggunakan campuran minyak goreng dan arang dari bagian bawah alat masak, serta memakai mahkota yang terbuat dari bulu ayam.
Kemudian untuk alat musik yang digunakan pun juga cukup sederhana yakni kendang, kentongan, ketipung, dan bedug berukuran kecil.
Selain unik, ada cerita mistis yang selalu digandengkan dengan kesenian Keling. Diantaranya bekas kostum yang digunakan juga tidak bisa dibuang disembarang tempat, harus dibuang di Dukuh Mojo, jika setelah pertunjukan ke luar daerah.
‘’2017 ketika ada acara parade budaya di Kediri ada yang membuang kostum tersebut di hutan Sukun. Sejak saat itu hingga sekarang banyak yang melihat kemunculan sosok keling di sekitar hutan tersebut,’’ ungkapnya.
Meskipun sejarah asal usul tarian ini sampai sekarang belum diketahui Wiyoto berharap besar agar kesenian terus dijaga dan dilestarikan. Warga maupun para seniman Keling sangat terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin belajar dan turut melestarikan tarian ini.
Editor : Putra