Rudi juga sudah meminta Satuan Pemeriksa Intern (SPI) untuk memeriksa keseluruhan bangunan Masjid Tanjak untuk mengetahui penyebab plafon roboh.
"Kenapa bisa roboh? Apakah karena hujan lalu dia lapuk, atau besinya yang tidak kuat. Nanti itu akan dilaporkan ke saya," katanya.
Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait mengatakan bahwa Masjid Tanjak ditutup untuk umum selama pelaksanaan perbaikan kerusakan bangunan masjid.
"Ini masih tanggung jawab dari kontraktor, karena masih dalam masa pemeliharaan," kata dia.
Dia mengemukakan kemungkinan plafon Masjid Tanjak roboh karena menjadi lembab dan rapuh akibat hujan yang mengguyur Kota Batam.
Masjid dengan aneka ornamen khas Melayu itu telah menjadi salah satu daerah tujuan wisatawan di Kota Batam.
Badan Pengusahaan (BP) Batam pun tutup sementara Masjid Tanwirun Naja atau Masjid Tanjak untuk kegiatan peribadahan kurang lebih selama dua bulan akibat jatuhnya plafon masjid tersebut.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait menyatakan penutupan sementara itu sesuai arahan dari Kepala BP Batam untuk mengarahkan kontraktor agar segera melakukan pemeliharaan plafon secara menyeluruh.
“Ini kami lakukan untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan dan mengganggu kekhusyukan jemaah beribadah dan memastikan keadaan semua plafon aman dan kuat,” ujar Ariastuty.
Editor : Dinar Putra