JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Gelang Tridatu sering kali terlihat dipakai oleh masyarakat Bali, khususnya yang beragama Hindu, karena tidak sekedar aksesoris namun juga ada maknanya.
Gelang Tridatu juga dipakai karena alasan tertentu yang diyakini oleh masyarakat Bali.
Makna Filosofi Gelang Tridatu
Tri berarti tiga, dan Datu berarti elemen atau warna. Tridatu merupakan susunan benang dengan nilai filosofis yang dalam, dan diyakini oleh umat Hindu memiliki kekuatan.
Benang Tridatu adalah benang yang terdiri atas tiga warna yaitu merah, putih, dan hitam. Warna tersebut merupakan simbol manifestasi Sang Hyang Widhi yang dibuat oleh pemangku di pura pada hari baik dan memiliki makna meningkatkan aura tersendiri.
Warna benang Tridatu juga sebagai lambang Kesucian Tuhan dalam manifestasinya sebagai Tri Murti:
1. Merah: Dewa Brahma (pencipta)
2. Hitam: Dewa Wisnu (pemelihara)
3. Putih: Dewa Siwa (pelebur).
Benang Tridatu juga sebagai lambang Tri Kona, yaitu lahir, hidup, dan mati. Dengan memakai benang Tridatu, diharapkan manusia semakin mawas diri dalam perjalanan hidup yang dimulai sejak kelahiran hingga kematian.
Sejarah Gelang Tridatu
Pada abad 14-15 masehi, Dalem Watu Renggong berkuasa sebagai raja di Bali. Dia menaklukkan Dalem Bungkut (Nusa) dan terjadi kesepakatan antara Dalem Bungkut dengan Dalem Watu Renggong.
Kesepakatan itu berisi penyerahan kekuasaan Nusa kepada Dalem Watu Renggong. Disepakati juga, semua rencang dan ancangan Ratu Gede Macaling akan selalu melindungi umat Hindu dan masyarakat Bali yang bakti dan taat kepada leluhur. Mereka yang lalai akan dihukum oleh para rencang Ratu Gede Macaling.
Saat itulah gelang Tridatu digunakan sebagai simbol untuk membedakan masyarakat yang taat kepada leluhur dan yang tidak taat.
Penggunaan gelang Tridatu kini telah menjadi identitas masyarakat Bali, khususnya yang beragama Hindu. Namun tak jarang gelang itu juga dipakai sebagai aksesoris warga non-Hindu.
artikel ini telah tayang di iNews.id dengan judul: https://bali.inews.id/berita/gelang-tridatu/2
Editor : Putra