Menurut Jam’un Haidar, pemilik warung makan ini, mengungkapkan bahwa meski nyaris tak dapat untung. Namun dirinya tidak begitu memikirkannya. Terlebih pelanggan di tempatnya, rata-rata orang yang membutuhkan. Selain itu ada sejumlah donatur yang menyokong biaya operasional.
“Kita tidak menarget berapa yang diberikan, berapapun yang diberikan, konsepnya sedekah saja. Jadi uang yang diberikan itu bukan pengganti makan tapi itu sedekah kepada yang lain,” ungkap Jam’un.
Lanjutnya, Jam’un menambahkan jika memang tujuannya untuk saling berbagai pada sesama, bukan mencari untung.
“Jadi kita memutar uang atau sedekah, yang diberikan, kepada mereka yang benar-benar membutuhkan tak kala makan disini,” terangnya.
Kemudian alasan, kenapa memilih makan sepuasnya, masih menurut Jam’un, karena ini program yang sangat merakyat untuk dhuafa atau mereka kelas bawah sangat dibutuhkan, menjadi lebih mengena.
“Ya sangat mengena. Apalagi bagi teman teman yang memang membutuhkan. Karena makan merupakan kebutuhan dasar setiap orang,” pungkasnya.
Meski baru berjalan empat bulan, namun dalam sehari, rumah makan ini bisa menghabiskan beras antara 5 sampai 7 kilogram. Sementara untuk jam buka mulai jam 8 pagi hingga jam 4 sore.
Editor : Putra