PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Kabupaten Ponorogo, bukan saja dikenal akan kesenian tradisional Reog Ponorogo, namun juga mempunyai berbagai macam kuliner dan jajanan yang khas, hingga dikenal sampai manca negara.
Bagi wisatawan yang datang ke Ponorogo, akan punya banyak puluhan kuliner atau jajanan yang cukup unik dan khas.
Berikut berbagai rekomendasi kuliner dan jajanan khas Ponorogo, apa saja?
Sate Ayam Ngepos
Ponorogo memang identik dengan ragam kuliner sate ayamnya. Salah satu yang cukup terkenal adalah Sate Ayam Ngepos Ponorogo. Tempat ini merupakan perkumpulan beberapa tukang sate yang berada dalam satu area dan lokasinya sudah cukup familiar.
Jika anda memilih menikmati santap sate ayam di tempat, Sate Ngepos bisa jadi opsi utama. Sate Ngepos dibakar secara langsung dalam posisi mentah, dengan bumbu bakar berupa kecap dan minyak sayur, dan disajikan dengan siraman sambal kacang yang gurih.
Sate Ayam Tukri
Selanjutnya ada tempat sate ayam yang juga tidak kalah legendaris. Tempat kuliner satu ini sudah berdiri dan menjual sate ayam sejak tahun 1991, walaupun dahulu saat jaman penjajah sudah ada keluarga dari bapak Tukri yang berjualan.
Sate Ayam Ponorogo Haji Tukri Sobikun merupakan salah satu penggagas penjual sate di daerah Ponorogo. Tempat ini pun termasuk dalam list wisata kuliner terpopule.
Di tempat ini, Anda bisa melihat deretan foto-foto tokoh terkenal. Ada musisi Ahmad Dhani, hingga pejabat seperti Aburizal Bakrie. Namun, yang membuat kuliner ini menjadi perhatian adalah kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo.
Tempat ini berada di daerah Nologaten, Ponorogo. Harga per sepuluh tusuk satenya cukup terjangkau dengan porsi yang cukup besar. Dijamin akan menggoyang lidah Anda.
Sate Blendet
Di Ponorogo bagian selatan mudah dijumpai sate blendet. Dari namanya saja sudah unik tentunya hidangannya juga unik.
Hal yang membedakan sate lain dengan sate kopok adalah sate ini berbahan dasar daging ayam, berbentuk potongan dadu dan berkuah. Sate ini memiliki bumbu kacang yang bertekstur kuah berwarna kuning dari santan dan ada yang ditambahkan sambal kacang.
Sate blendet biasanya disajikan bersama dengan sayur lodeh yang berisikan logo, tahu, tempe dan juga kuah bening. Kalau ada yang mengkonsumsi secara terpisah antara sate dan kuah tidak masalah.
Nasi Pecel Mbok Rah
Pecel merupakan salah satu panganan yang dapat dengan mudah ditemui di sepanjang sudut Ponorogo. Sayur di dalam pecel juga beragam. Sedangkan lauknya ada tempe hingga rempeyek.
Di daerah Banyudono, Ponorogo, terdapat sebuah warung milik Mbok Rah yang menjual nasi pecel khas Ponorogo. Harga seporsi nasi pecelnya sangatlah terjangkau.
Gethuk Golan
Kuliner yang wajib dicoba dan khas Ponorogo lainnya ada Gethuk Golan. Jajanan ini bisa ditemui di Desa Golan, Kecamatan Sukorejo.
Sejak dulu dan sudah turun temurun penduduk Desa Golan membuat dan menjual gethuk ini. Dimana gethuk berbahan utama singkong masih eksis, meski saat ini hanya tinggal sekitar 12 orang yang masih bertahan memproduksi dan menjual Gethuk Golan.
Dari segi tampilan dan rasa, getuk Golan memang berbeda dari getuk biasa. Jika getuk biasa adalah olahan singkong yang ditumbuk bersama gula jawa. Sedangkan getuk Golan disajikan bersama ketan ,taburan parutan kelapa dan cairan gula kelapa.
Daya tarik kedua adalah dari segi harga yang cukup murah meriah. Di sajikan di atas daun pisang, tampilan tradisional.
Dawet Jabung
Rekomendasi kuliner di Ponorogo yang terakhir, ada Dawet Jabung. Minuman ini berasal dari Desa Jabung Kecamatan Mlarak Ponorogo, bisa dicoba.
Es dawet satu ini berbeda dengan umumnya. Jika kebanyakan es dawet hanya terdiri dari es, cendol, dan santan. Di dalam es dawet Jabung, juga terdapat ketan hitam, dan ada beberapa yang ditambahi potongan buah nangka. Kemudian yang khas adalah gempol yaitu bulatan terbuat dari tepung beras.
Selain kelezatan, dawet Jabung juga ada mitos yang beredar yaitu pembeli tidak diperbolehkan meminta tatakan atau lepek tempat mangkuk es dari penjual. Jika pembeli memintanya, konon katanya, pembeli disuruh menikah dengan penjual dawet.
Editor : Putra