JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Media sosial dibuat heboh dengan video viral yang memperlihatkan penemuan tembok raksasa di bawah Laut Papua. Akan tetapi belum ada penjelasan terkait kebenaran video tersebut.
Unggahan tentang tembok atau dinding di bawah laut utara Jayapura, sudah beredar di sebuah blog sejak tahun 2011. Berita tentang penemuan tembok raksasa ini juga telah dimuat di sejumlah media.
Dalam video tersebut, tembok itu dinarasikan memiliki panjang sekitar 110 kilometer dengan ketinggian 1.860 meter. Apakah tembok tersebut menyaingi yang ada di China.
Tembok tersebut juga disebut mempunyai lebar 1.700 meter. Banyak spekulasi tentang asal-usul tembok ini, mulai dari peninggalan peradaban kuno hingga jejak makhluk luar angkasa.
Apa yang sebenarnya terjadi di balik tembok ini masih menjadi teka-teki. Untuk apa tembok ini dibangun serta bagaimana caranya.
Jika dilihat, bangunan tersebut terlihat seperti dinding karena strukturnya yang lurus memanjang. Struktur tembok ini berada di lautan lepas, tak jauh dari Ibu Kota Papua. Banyak orang menamakan temuan misterius ini Jayapura Wall atau Tembok Jayapura.
Melansir akun YouTube Sakral Channel, konon tembok tersebut dibangun oleh ras raksasa yang pernah hidup ribuan tahun lalu.
Saat pertama kali tembok raksasa ini ditemukan, keberadaannya terlihat dari google maps.
Jika memang benar temuan tersebut adalah bangunan tembok di laut Papua, maka diperlukan teknologi yang canggih untuk membangun tembok berukuran besar tersebut.
Sebagian orang mengasumsikan jika bangunan tersebut adalah bagian dari Atlantis yang hilang dan tenggelam di lautan.
Penulis bernama Ruben Orsbon dalam bukunya “Indonesia Secret War : The Guirella Struggle in Irian Jaya” menyebut jika Papua sebagai surga yang hilang.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Muhammad Burhannudinnur mengatakan, untuk menentukan benar atau salahnya video tersebut diperlukan pengecekan lebih lanjut dan riset lebih mendalam.
"Untuk menentukan benar dan salah diperlukan data yang benar dengan metoda yang tepat memenuhi tahapan metoda ilmiah,”pungkasnya.
Editor : Putra