Penjualan cacing sutra yang dihasilkan oleh Ginanjar masih terbatas pada wilayah Ponorogo saja. Hal ini dikarenakan tingginya permintaan dari para pembudidaya ikan hias.
“Untuk memenuhi kebutuhan lokal saja kurang, karena cacing sutra merupakan makanan pokok larva atau anakan ikan,” terangnya.
Kemudian untuk harganya sendiri, menurut Ginanjar, 1 kilogram cacing sutra Rp50 ribu. Didalam satu hari Ia mampu terjual sampai lebih dari 5 kilogram.
“Kalau total per bulan bisa mencapai Rp10 juta, omsetnya. Kemarin hasilnya saya sisihkan untuk beli mobil,” ungkapnya.
Semenatar itu Reza Kurniawan, salah satu pembeli cacing sutra mengungkapkan bahwa didalam cacing sutra ini mengandung berbagai zat yang bermanfaat untuk pertumbuhan anakan ikan
“Hampir setiap hari saya membeli cacing sutra, karena memang agak susah dicari,” pungkasnya.
Budidaya cacing sutra di Ponorogo ini tidak cuma memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Namun juga sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan kebersihan sungai.
Editor : Putra