Namun, menurut penelitian Ki J Padmapuspita, Ken Ndok hamil akibat persetubuhan dengan seorang resi cabul yang menghipnotisnya hingga tertidur. Gajah Para menolak mengaku sebagai ayah dari anak yang dikandung oleh Ken Ndok.
Hal ini membuat Ken Ndok merasa malu dan melarikan diri dari Girilaya ke suatu daerah terpencil. Di sana, Ken Ndok mengklaim bahwa anak yang dikandungnya adalah anak Dewa Brahma, yang akhirnya membuatnya dianggap gila dan diusir dari daerah tersebut.
Setibanya di sebuah daerah pemakaman, mungkin karena saatnya melahirkan, Ken Ndok melahirkan bayi tersebut.
Namun, ia meninggalkannya di tengah pemakaman. Kemudian, seorang pencuri bernama Ki Lembong menemukan bayi tersebut dan memberinya nama Temon, karena bayi tersebut ditemukan.
Akibat pengasuhan yang buruk, Ki Lembong terjerat utang akibat ulah Temon yang suka berjudi. Akhirnya, Ki Lembong mengusir Temon dan membuatnya hidup mengembara tanpa tujuan.
Selama perjalanannya menuju Kauman, Temon bertemu dengan Bango Samparan, seorang bandar judi terkenal dari Kauman.
Pertemuan Temon dengan Bango Samparan berdasarkan petunjuk gaib yang diterima oleh Bango Samparan saat bermeditasi di hutan Rabut Jalu karena terjerat oleh utang.
Petunjuk tersebut menyatakan bahwa jika Bango Samparan ingin melunasi utangnya, ia harus menemui seorang pemuda bernama Temon dengan tanda cakra di telapak tangannya dan cahaya keluar dari mulutnya.
Setelah Temon berhasil menyelesaikan masalah keuangan, Bango Samparan akhirnya mengangkat Temon sebagai anak angkatnya dan mengganti namanya menjadi Arok.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta