PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Kabupaten Ponorogo tidak cuma dikenal akan kesenian dan budayanya saja, namun juga akan peradaban Islam. Hal ini membuat banyak sekali masjid kuno berdiri yang menyimpan sejarah, dan menjadi salah satu destinasi wisata religi.
Salah satu masjid yang sangat bersejarah adalah Masjid Batoro Katong. Dimana Raden katong, atau disebut Batoro Katong, sangat melekat dengan pengusaha pertama, sekaligus tokoh penyebaran agama islam di bumi Reog.
Perjalanan utusan Demak ini mempunyai mandat untuk melakukan penyebaran agama Islam kepada masyarakat Ponorogo. Setelah berhasil mengalahkan Ki Ageng Suryongalam dan menaklukan Kerajaan Wengker. Maka mulailah Batoro Katong untuk melakukan tujuan utama datang ke Kabupaten Ponorogo.
“Batoro Katong mendirikan masjid untuk syiar Islam di Ponorogo,” kata Nardi, budayawan dan juga juru kunci Makam Batoro Katong.
Ada cerita tersendiri tentang masjid, setelah Batoro Katong meninggal dunia, lalu masjid dipergunakan untuk tempat ibadah dan kegiatan keagamaan masyarakat. Dimana sebelum dipindah, posisi masjid awalnya berdekatan dengan makam Patih Seloaji.
Pemindahan masjid dilakukan karena sebelumnya terbakar hebat, serta berkaitan dengan pesan Patih Seloaji. Dimana sebelum meninggal Patih Seloaji berpesan melarang makam dirinya untuk diberi cungkup, atau rumah-rumahan diatas makam.
“Karena masyarakat ingin menghormati Patih Seloaji, jadi mengindahkan pesannya, dan tetap membangun kuncup diatas makam Patih Seloaji, agar juga sama dengan makam yang lain,” ungkapnya.
Setelah diberi kuncup, terjadi kejadian mistis, cungkup makam Seloaji tiba-tiba saja tersambar petir, yang juga mengenai masjid Batoro Katong, hingga akhirnya terbakar hebat.
“Untuk yang mengenai masjid itu kalau tidak salah tersambar petir yang ketiga kali, setelah kuncup makam dibangun berkali-kali dan selalu tersambar petir. Akhirnya hingga saat ini tidak ada kuncup untuk makam Patih Seloaji,” terangnya.
Kemudian karena terbakar, maka di tahun 1800, masyarakat pada waktu itu membangun kembali masjid dan memindahkan nya / di sebelah utaranya makam Batoro Katong, hingga tetap berdiri kokoh hingga saat ini.
“Sekarang diberi nama Masjid Jami Batoro Katong, dan karena terbakar itulah, kenapa masjid haris dipindah,” pungkasnya.
Kedatangan Batoro Katong inilah, maka peradapan Islam di bumi wengker hingga terus berkembang sampai saat ini.
Masyarakat Ponorogo, sangat mengagungkan Batoro Katong, sebagai tokoh, Kyai dan Adipati sejarah lahirnya Kabupaten Ponorogo.
Editor : Putra