MALANG, iNewsPonorogo.id - Momen haru terjadi dalam acara wisuda Universitas Brawijaya (UB) Malang pada Senin (22/1/2024). Dari total 763 wisudawan, dua di antaranya adalah penyandang disabilitas.
Kedua mahasiswa difabel ini menarik perhatian dengan prestasi mereka dalam acara tersebut. Bahkan, Rektor UB Prof. Widodo turun panggung untuk menyerahkan ijazah kepada keduanya.
Salah satu momen yang mencuri perhatian adalah saat Rektor UB memberikan salam kaki kepada mahasiswa difabel daksa yang tidak memiliki tangan, dan video kejadian tersebut menjadi viral di media sosial.
Akun @pld_ub menulis, "Selain membuat Pak Rektor turun panggung karena panggungnya belum aksesibel, di acara wisuda kali ini Pak Rektor juga salaman dengan kaki" (dikutip pada Selasa, 23/1/2024).
Diketahui bahwa kedua mahasiswa difabel tersebut adalah Duwi Purnama Sidik, lulusan Program Studi (Prodi) Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer (Filkom), dan Elo Kusuma Alfred Mandeville dari Prodi Desain Grafis, Fakultas Vokasi UB. Keduanya berhasil lulus dari jenjang S-1 dan Diploma.
Duwi Purnama, yang akrab dipanggil Duwik, meraih IPK 3,65 dalam masa studi 3 tahun 11 bulan. Saat ini, ia sedang melanjutkan studi S2 Ilmu Komputer dengan Program Fast Track.
Duwik berharap untuk bekerja dengan duduk sebagai mahasiswa daksa kursi roda, dengan jurusan teknik informatika sebagai salah satu pilihannya.
Selama kuliah di UB, Duwik mengakui mendapat banyak kemudahan baik dalam hal akademik maupun nonakademik. Dia aktif berpartisipasi dalam berbagai organisasi dan kepanitiaan, memperluas jaringan dan mengasah keterampilan soft skill-nya.
Elo Kusuma Alfred Mandeville, wisudawan diploma, telah diterima bekerja di dua instansi berbeda. Salah satu instansi bahkan memiliki kantor pusat di Australia, sementara yang lain merupakan industri kreatif di Malang, di posisi sosial media officer dan content making.
Elo lulus dengan IPK 3,47 dan pernah menjadi MC dalam konferensi internasional AIDRAN-FH UB pada tahun 2019, yang membantu mendukung penerimaan pekerjaan di NGO tersebut.
Elo mengungkapkan rasa syukurnya, "Saat itu saya satu-satunya mahasiswa difabel yang fasih berbicara bahasa Inggris di depan banyak orang, sehingga diminta menjadi MC. Selanjutnya saya beberapa kali terlibat dalam kegiatan AIDRAN, dan sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan bekerja," ujar pria asal Denpasar, Bali.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta