Kemudian, bantuan air bersih ini, biasanya hanya digunakan untuk minum dan memasak. Sedang kebutuhan mandi dan mencuci warga harus ke sungai yang jaraknya lebih dari 1 kilometer.
“Air di tandon untuk minum dan memasak. Mandi serta mencuci harus ke sungai, yang jaraknya bisa lebih 1 kilometer,” ungkapnya.
Guna meringankan beban warga yang terdampak kekeringan, membuat Maesa groub memberikan bantuan berupa droping air bersih, ke warga Desa Karangpatihan.
“Kita droping air bersih dengan kapasitas 8 ribu liter. Semoga bisa berkelanjutan agar membantu dan semoga bisa meringankan dari warga,” pungkas Aan Wildan Ahsani, perwakilan Maesa Groub.
Data dari BPBD Ponorogo, hingga saat ini ada tiga kecamatan yang berpotensi terdampak kekeringan pada musim kemarau 2024, yaitu Kecamatan Slahung, Bungkal dan Badegan.
Editor : Putra