Lanjutnya, Nining menyebut bahwa setiap kali pengiriman, jatah untuk pedagang dibatasi hanya 180 liter migor curah subsidi. Itu pun ludes hanya dalam sehari lantaran pelanggannya sudah memesan jauh-jauh hari. Selain itu, dia juga diwajibkan untuk mendata siapa saja yang membelinya dengan cara scan KTP pembeli. Setiap KTP hanya mendapatkan jatah dua liter.
''Sebenarnya tidak susah dapat jatah migor subsidi. Tapi cara pembeliannya ribet jadi hanya orang-orang tertentu yang mau,'' ungkapnya.
Meskipun begitu, Nining merasa kasihan dengan para pelaku UMKM atau pedagang kaki lima yang selama ini mengandalkan migor curah subsidi. Sebab, harganya berkisar Rp14.000 sampai Rp15.500 per kilogram yang cukup terjangkau dibandingkan dengan migor kemasan.
''Kalau dari segi kapasitas tentu saja lebih banyak yang kiloan. Jadi lebih pilih curah,'' jelasnya.
Namun, Nining memperkirakan jika nantinya migor curah subsidi bakal dihapus, maka banyak pembeli migor curah mulai beralih ke kemasan. Sebab, harga keduanya diperkirakan tidak jauh berbeda.
''Kalau pun harganya sama, bakal beralih ke migor kemasan semua,'' pungkasnya.
Editor : Putra