Perjalanan hidup Hori tak selalu mulus. Delapan tahun lalu, becak mati suri di Kota Pontianak. Hori terpaksa beralih pekerjaan. "Becak mati kutu. Saya pun kerja apa saja. Termasuk jadi penyapu jalanan di Kota Pontianak," kisahnya.
Sebagai tukang sapu jalanan, Mat Hori biasa memulai pekerjaannya pada pukul lima pagi. Selama kurang lebih tiga jam, Mat Hori akan menyapu di sepanjang jalan raya Kota Pontianak. "Sebagai tukang sapu jalanan, saya ada penghasilan Rp 1.540.000 setiap bulan. Itu sebagian saya sisihkan untuk berangkat haji," tuturnya.
Dua tahun tertunda akibat pandemi, Mat Hori bersyukur akhirnya bisa mewujudkan mimpinya pergi ke tanah suci. "Alhamdulillah, akhirnya akan tercapai," tuturnya.
Kepala Kantor Kemenag Kota Pontianak Mi’rad mengaku sangat terkesan dengan perjuangan Mat Hori. Menurutnya, ini salah satu bukti bahwa Allah akan membantu hamba-Nya yang bersungguh-sungguh memenuhi panggilan-Nya.
"Saya terkesan sekali ada salah satu jemaah haji kita yang berprofesi sebagai tukang sapu, dapat menunaikan ibadah haji, dapat dipanggil oleh Allah. Ibadah haji betul-betul rahasia Allah," ujar Mi'rad.
Editor : Putra