Jejak Terakhir Pelarian Gembong PKI Musso di Ponorogo, Tertembak Dibagian Dada Sebelum Tewas

Putra
Sumur milik mbah Sidik di Desa Semanding Ponorogo tempat Musso tertembak (foto Inews.id/Putra)

PONOROGO, iNews.id - Kabupaten Ponorogo, ternyata menjadi salah satu tempat yang menjadi saksi sejarah pada masa pemberontakan PKI 1948. Dikota Reog ini menjadi tempat pelarian terakhir salah satu tokoh Partai Komunis Indonesia Musso.

Tepatnya di Desa Semanding, Kecamatan Kauman, Ponorogo, pada tahun 1958 menjadi tempat terakhir pelarian Manowar atau Munawar Musso berakhir.

“Menurut cerita mbah Sidik, bahwa disumur miliknya Musso bersembunyi sebelum akhirnya tertembak,” kata Kepala Desa Semanding, Suparman.

Sebelumnya, masih menurut Suparman bahwa  menurut cerita mbah Sidik pemilik rumah, awalnya Musso melarikan diri ke wilayah selatan Ponorogo tepatnya di wilayah Desa Ngumpul Ponorogo. Lalu ia merampas salah satu delman milik warga untuk digunakan meneruskan pelarian nya.

“Setelah mendapat delman rampasan lantas Musso berjalan menuju Desa Semanding,” jelasnya.

Lanjutnya, Suparman mengungkapkan, didalam perjalanan menuju ke wilayah Kecamatan Kauman, Musso lalu berhenti tepat di depan rumah mbah Sidik, karena melihat ada patroli pasukan Siliwangi.

“Ketika melihat ada pasukan Siliwangi yang sedang berpatroli lalu Musso berhenti dan berlari bersembunyi di sumur rumahnya mbah Sidik,” ungkapnya.

Pada saat bersembunyi kebetulan ketahuan oleh ayah dari mbah Sidik, kemudian dilaporkan ke pasukan Siliwangi yang sedang berpatroli.

“Setelah mendapat laporan dari ayah mbah Sidik, pasukan Siliwangi langsung melakukan pengepungan serta penangkapan,” jelasnya.

Meski sudah dikepung, lanjut Suparman, Musso enggan menyerahkan diri, dan justru melakukan perlawanan dengan menembak ke arah pasukan Siliwangi.

“Terjadi baku tembak antara Musso dengan Pasukan Siliwangi dan membuat Musso akhirnya tertembak di bagian dada lalu dikabarkan tewas,” ujar Suparman.

Akhir pelarian tokoh sentral PKI Musso di Desa Semanding memang sudah menjadi cerita turun temurun. Banyak dari masyarakat sekitar mengetahui cerita tersebut.

“Apa yang sudah saya sampaikan tadi adalah sebuah cerita daripada para orang tua dulu termasuk mbah Sidik. Terkait hal tersebut benar atau tidak, saya tidak bisa memastikan,” pungkasnya.

Editor : Putra

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network