PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Guna melestarikan budaya leluhur, pelestari pusaka yang tergabung didalam Paguyuban Aji Wengker menggelar kegiatan jamasan pusaka digelar di sanggar yang berada di Kelurahan Paju, Kecamatan Kota, Ponorogo.
Prosesi jamasan puluhan pusaka berbagai jenis ini terlihat sangat sakral. Bahkan penggunaan air pun diambil dari 7 mata air, serta memakai 7 macam bunga. Selain itu, dalam prosesi ini/seluruh petugas jamasan pusaka maupun warga yang berada dilokasi tidak diperbolehkan berbicara saat prosesi berlangsung.
Usai prosesi jemasan pusaka selesai dilakukan. Para sesepuh dan budayawan serta pelestari pusaka, melakukan larungan diiringi dengan kirab reog Ponorogo. Berbagai sesaji dibawa untuk nantinya dilarung di sungai desa setempat.
Kemudian pada iringan kirab reog kali ini juga istimewa. Lantaran salah satu reog yang dikirab merupakan reog pusaka yang sudah berumur ratusan tahun. Lalu juga ada pembarong tua serta ada juga Jathil lanang.
“Acara jamasan pusaka tumpak landep pada dasarnya sama dengan jamasan di waktu lain. Namun kita mengambil di waktu khusus sama seperti pada zaman sebelum Mataram islam ada,” kata Ketua Aji Wengker Ponorogo, Titis Mursito.
Lanjutnya, Titis menambahkan bahwa ini bagian dari menggali sejarah kembali. Dimana saat ini sebagian besar orang tahunya bahwa jamasan pusaka dilakukan pada bulan Suro.
Jamasan ini diawali dengan selamatan pada Jumat (2/6/2023) malam. Kemudian mocopat yang mengupas filosofi jamasan pusaka.
Editor : Putra
Artikel Terkait