PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Berada di lapangan panahan, Jalan Suromenggolo, Kota Ponorogo, sejumlah anak, dan remaja hingga orangtua, asyik bermain layangan aduan atau biasa dikenal dengan layanan sukoi.
Layang-layang yang biasa dimainkan ini berbentuk simetris dengan bahan kerangka dari bambu dan dibuat menggunakan benang dan kertas. Tidak hanya itu layangan aduan ini juga dilukis atau di sablon dengan beraneka motif agar terlihat lebih menarik.
Meski terkesan jadul, namun permainan ini masih banyak diminati warga, baik anak-anak hingga orang dewasa, terlebih saat musim libur panjang sekolah.
“Ini kan lagi musim liburan sekolah, jadi saya ajak anak ke sini untuk main layangan tiap sore,” kata salah satu pemain layangan, Sony Dwi Prasetyo.
Selain harus lihai menerbangkan layangan, mereka juga saling beradu benang layangan. Layangan yang tetap bertahan terbang dan berhasil memutuskan benang layangan lain menjadi juara.
“Iya disini rata-rata layangannya diadu satu sama lain,” terangnya.
Selain beradu layangan, ada beberapa anak yang berlarian untuk memperebutkan layang-layang yang putus. Tak jarang, satu anak bisa mengumpulkan 15 hingga 20 buah layangan.
“Iya banyak yang ikut berebut layangan yang putus. Sudah dapat sekitar 15 layangan,” pungkas Rafael Pratama, pemburu layangan.
Permainan layangan mungkin terlihat sederhana, namun biaya yang dikeluarkan oleh mereka yang bermain layangan cukup lumayan. Seperti harga satu benang layangan bisa mencapai ratusan ribu rupiah, per gulungnya. Dimana semakin bagus benangnya dan mahal, jarang sekali putus.
Editor : Putra
Artikel Terkait
