PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Segala sesuatunya jika dilakukan dengan penuh keseriusan pasti bakal menuai hasilnya, seperti hal nya seorang ibu rumah tangga asal Ponorogo, bernama Istianaturrosyidah yang menggeluti kerajinan Patchwork.
Warga Jalan Raya Ponorogo-Jetis itu, membuat Patchwork atau kerajinan yang menggabungkan potongan kain perca yang memiliki motif dan warna berbeda menjadi sebuah barang yang bermanfaat, bisa menghasilkan banyak cuan.
Bahkan kini usaha Patchwork Istianaturrosyidah sudah dikenal sampai luar negeri, seperti di Malaysia hingga Amerika Serikat.
Awalnya Ia belajar secara otodidak, kebetulan orangtuanya adalah seorang penjahit.
“Jadi semua serba otodidak. Bapak memang penjahit, namun bikin kaos. Sedangkan Patchwork saya belajar lewat youtube,” katanya.
Lanjutnya, Istianaturrosyidah menambahkan bahwa jika membuat kerajinan Patchwork sudah sekitar dua tahun. Setelah dulu bermula waktu pandemi covid 19, membuat masker home made, dari kain perca.
“Dua tahun lalu saya pernah frustasi, karena melakukan percobaan pembuatan Patchwork selalu gagal, sampai 5 kali,” terangnya.
Di rumahnya, Istianaturrosyidah memproduksi berbagai macam Patchwork. Mulai dari pouch (tas kecil), tas besar, tempat kacamata, dompet dan berbagai macam lainnya.
Kini kerajinan Patchwork beri nama Ana dan Suna, yang diambil dari nama kedua anaknya cukup digemari banyak orang.
Setiap hari, Istianaturrosyidah bisa membuat Patchwork jenis pouch sampai 10, dengan motif yang sama. Namun jika berupa sambungan dengan berbagai macam kain, pouch hanya 2 saja sehari. Sedangkan untuk tas yang besar lebih lama, berhari-hari.
Kemudian untu penjualan dalam satu bulan bisa terjual 30 pcs. Macam-macam, ada tas, dompet. Untuk harga mulai Rp 40 ribu. Lalu tas besar Rp500 ribu sampai Rp700 ribu. Tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.
“Omset tentu naik turun. Ya mungkin sekitar Rp5 juta. Itu kurang lebih,” pungkasnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait
