Dia menjelaskan Danyang itu adalah pamong gaib atau pembimbing gaib. Tarian ini juga sebagai hal untuk menunjukkan masyarakat bisa dan siap hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk ghaib yang sudah ada sejak mereka belum lahir.
"Kami meyakini makhluk gaib itu ada. Bukan syirik, karena makhluk ciptaan Tuhan itu tidak hanya manusia, tumbuhan atau hewan. Tetapi juga ada makhluk gaib," ujarnya.
Tayub Bayar Danyang menjadi salah satu rangkaian Merti Dusun Cempluk. Sebelum itu, mereka telah menggelar kegiatan ziarah kubur, kenduri, kirab budaya. Jumat malam mereka menggelar pengajian dan dilanjutkan dengan pengajian.
Lurah Mangunan, Aris Purwanto menjelaskan merti dusun kali ini mereka gelar untuk menggali potensi budaya yang kebetulan dijadikan satu dengan potensi wisata. Karena seperti diketahui, Padukuhan Cempluk mendapatkan anugerah keindahan alam yang luar biasa.
"Ini perwujudan rasa syukur masyarakat setelah pandemi dan berbagai kendala namun masyarakat masih bisa tetap panen.
Selain sebagai ritual syukur mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Merti Dusun ini juga akan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. Nantinya kegiatan ini akan menjadi agenda rutin tahunan yang bakal masuk dalam kalender event mereka.
Editor : Putra