5 Tempat Paling Angker di Kota Solo, Nomor 4 Hotel Terkenal

SOLO, iNewsPonorogo.id - Di Kota Solo memang banyak ditemui bangunan atau gedung tua yang penuh sejarah. Selain itu beberapa gedung tersebut juga dikenal angker bagi sebagian orang karena banyak penunggu gaibnya.

Tempat angker di Kota Solo ini mungkin cocok buat uji nyali maupun wisata horor. Tempat angker ini sebagian sudah menjadi obyek wisata terkenal hingga ada yang dijadikan hotel mewah.

Berikut lima tempat angker di Solo yang cocok dijadikan lokasi uji nyali.

1. Omah Lowo

Baca Juga

Viral! Masjid Ini Ada Diatas Diskotik, Netizen: Niatnya Bener Gak Salah Masuk

Pernah mendengar nama Omah Lowo? Tempat ini menjadi salah satu lokasi angker dan bisa dijadikan untuk uji nyali karena jadi rumah bagi ratusan kelelawar, serta penuh dengan misteri.

Konon, bangunan yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda ini pada malam harinya kerap terjadi penampakkan, dan juga sering mengganggu beberapa orang.

2. Gamelan Lokananta

Gamelan Lokananta merupakan tempat wisata berbasis budaya di Solo. Bahkan hingga kini masih dirawat dengan sangat baik, karena tempat ini merupakan studio musik tertua di Indonesia sejak 29 Oktober 1956.

Baca Juga

Mahasiswa UGM Bunuh Diri Lompat dari Lantai 11

Di studio kuno ini menyimpan berbagai barang kuno, khususnya gamelan Lokananta. Akan tetapi dibalik melegendanya alat musik satu ini, terdapat cerita mistis yang dapat membuat bulu kuduk merinding.

Baca Juga

Pamer Keindahan Gedung Daendels, Sri Mulyani : Ini Bukan di Eropa

Lokananta (Instagram @tinoindra)

Usut punya usut, gamelan-gamelan ini sudah ada sejak zaman Pangeran Diponegoro. Tak sedikit yang mengatakan, bahwa kerap terdengar suara gamelan berbunyi sendiri.

3. Taman Sekartaji

 Di balik keindahannya, ternyata Taman Sekartaji Solo jadi salah satu tempat angker dan penuh misteri di dalamnya. Konon ada banyak penunggu, dan kerap mengganggu.

Beberapa spot yang konon sering adanya penampakkan di Taman Sekartaji ini, seperti di pohon besar dan juga di belakang tembok besar yang ada di taman tersebut.

Editor : Dinar Putra