Selain itu, ketiga partai juga dinilai akan mengalami kerugian jika koalisi perubahan tidak terbentuk.
Nasdem tidak akan terlalu rugi karena mengunci Anies lewat sosialisasi partai. Di sisi lain, Demokrat dan PKS akan dirugikan karena keduanya kesulitan mempromosikan kandidat lain.
PKS dan Demokrat bahkan dinilai kecil kemungkinan jika berpindah, karena partai lain sudah mulai menentukan kandidat bakal capres-cawapresnya. “PKS dan Demokrat akan sulit membangun chemistry politik di luar poros perubahan.
Menurut Ikhwan, menambahkan, wajar jika Nasdem menjajaki koalisi lain karena tidak ada kepastian resmi dari PKS maupun Demokrat. Kecuali ada pernyataan baik dari PKS serta Demokrat ‘Mendukung penuh Anies sebagai capres.’ Hingga hari ini deklarasi secara resmi pun belum ada,” kata Ikhwan.
Masih menurut Ikhwan, aksi Demokrat menggagas sekber perubahan adalah tanda bahwa manuver Nasdem dalam pengusungan Anies berhasil.
Partai-partai di koalisi perubahan sepakat untuk membentuk koalisi secara penuh. Ikhwan pun juga menilai kedatangan Nasdem ke Sekber Gerindra-PKB demi meningkatkan daya tawar Anies, dengan harapan partai lain mau merapat.
Di sisi lain, Ikhwan tidak memungkiri kalau aksi Nasdem datang ke Sekber Gerindra-PKB sebagai sinyal untuk menghentikan aksi Demokrat yang ngotot ingin menyandingkan AHY dengan Anies.
Akan tetapi apa yang dilakukan Nasdem bukan berarti sebagai upaya menekan elektabilitas Demokrat yang kini berada di atasnya dalam sejumlah survei. Meski semua partai di koalisi perubahan akan dapat efek elektoral dari pengusungan Anies.
Editor : Putra