GARUT, iNewsPonorogo.id - Sebuah mushola yang berada di Kampung Maningkut, Desa Banjarwangi, Garut, viral usai jamaah ya berwudhu memakai air keruh. Air itu berada ada di sebuah kolam kecil dangkal terletak didepan pintu masuk mushola.
Selain untuk berwudhu, air itu juga tampak dipakai jamaah lainnya untuk mencuci kaki dengan cara merendamkannya ke kolam sebelum memasuki mushola.
Air di kolam ini sebenarnya tidak keruh jika di musim kemarau. Namun penggunaan kolam untuk berwudu, berkumur, dan merendamkan kaki di saat yang bersamaan, sehingga menjadikan air keruh. Jika musim hujan, air di kolam ini menjadi kecokelatan karena bercampur tanah.
Tidak ada pilihan, warga tetap berwudu kendati air kotor. Air digunakan untuk berkumur, membasuh muka, mencuci tangan dan kaki. Hal tersebut tergambar dalam video yang diunggah seorang konten kreator lewat akun Instagram @husnicahyagumilar.
"Jika musim kemarau, air ke musala ini habis di jalan. Kalau tidak, air yang mengalir sangat kecil," kata Husni Cahya Gumilar
Husni Cahya Gumilar mengatakan, jarak dari sumber air ke musala sekitar 300 meter. Selain digunakan berwudu, warga setempat kerap mengkonsumsi air tersebut untuk diminum.
"Biasanya warga menampung air untuk minum ketika kondisi air masih jernih. Jadi mereka memiliki stok air bersih disaat musim hujan. Mereka menyimpannya di ember, atau jeriken," ungkapnya.
Menurut pria yang berprofesi sebagai guru itu, kebiasaan para jemaah berwudu di kolam ini sudah dilakukan bertahun-tahun lamanya.
"Melihat bangunan musala sudah lapuk, sebagian tembok rusak, diperkirakan warga di sini sudah lama menggunakan fasilitas wudu di kolam," terangnya.
Di mushola dapat menampung sekitar 20 jamaah tersebut, lanjutnya, masyarakat sekitar belum mampu membangun tempat wudu yang memadai.
"Mereka mengharapkan fasilitas ibadah yang lebih baik dan nyaman," ungkap Husni Cahya Gumilar.
Warga pengurus musala ini akan merenovasi tempat wudu tersebut agar menjadi lebih baik, jika nanti ada dana. Seperti pemasangan selang dihubungkan ke mata air, memasang beberapa kran air sebagai tempat berwudu, hingga membuat jamban.
"Sebelum puasa Ramadan tahun ini, sempat ada yang menitipkan fidyah. Saya ingat ke musala ini membutuhkan renovasi tempat wudu dan jamban," ujarnya.
Banyak sarana ibadah di daerah Banjarwangi masih tertinggal jauh dengan masjid lain yang ada di Garut. Apalagi di wilayah pedalaman, yang masih menggunakan ibadah berupa tajug panggung.
"Banyak tajug yang sudah rusak dengan fasilitas wudu yang belum dikatakan layak," ucapnya.
Warga yang bersuci menggunakan air keruh ini pun ditanggapi beragam komentar dari netizen. Beberapa di antara mereka menyayangkan penggunaan air untuk berwudhu.
"Mohon maaf bukannya saya sok bersih, tapi kalo untuk wudhu ketimbang air dikolam, kenapa nggak air di bambu ngalir yang dipake wudhu," tulis akun so***********.
"Kena kaki orang buat kumur jg," sahut akun chi*******.
Editor : Putra