get app
inews
Aa Text
Read Next : Mengintip Ritual Pesugihan di Gunung Salak, Pelaku Diminta Menikahi Jin

Mitos Kesenian Dongkrek Madiun, Ritual Pengusir Setan hingga Pagebluk

Senin, 28 Agustus 2023 | 07:15 WIB
header img
Kesenian Dongkrek di Kabupaten Madiun sebagai penolak bala foto: istimewa

MADIUN, iNewsPonorogo.id - Kabupaten Madiun tidak hanya terkenal akan kuliner pecel dan sebagai Kampung Pesilat, namun juga memiliki kekayaan seni budaya serta tradisi yang telah melekat dalam masyarakat.

Kesenian Dongkrek, sebuah kesenian otentik yang tidak hanya memancarkan keindahan visual, tetapi juga menyimpan makna religi dan tradisi yang sangat dihormati oleh masyarakat adat setempat sejak tahun 1867.

Dongkrek, pada awalnya, adalah sebuah tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menampilkan topeng raksasa, kemudian ada seorang tokoh bijak tua, lalu juga ada penari perempuan, serta diiringi oleh alunan musik gamelan yang sederhana. 

Kesenian Dongkrek dipercaya memiliki kemampuan untuk mengusir wabah atau pagebluk. Sebuah kepercayaan yang masih hidup dalam masyarakat Madiun hingga saat ini.

Kisah asal-usul Dongkrek bermula dari Desa Mejayan, Caruban. Awalnya, ia merupakan upacara sakral yang secara perlahan berkembang menjadi warisan budaya yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru Kabupaten Madiun.

Saat ini, pertunjukan Kesenian Dongkrek menjadi bagian dari berbagai acara, diantaranya saat bulan Suro, serta acara-acara kebudayaan lainnya.

Perkembangan luar biasa ini membutuhkan waktu yang panjang, sehingga Dongkrek dapat diterima oleh masyarakat sebagai sebuah ciri khas seni budaya yang diwarisi.

"Ini harus kita jaga dan kembangkan sebagai kearifan lokal yang adiluhung."kata Bupati Madiun, Ahmad Dawami, saat menghadiri Parade Dongkrek di Mejayan.

Lanjutnya, Dawami menambahkan bahwa pemerintah bakal terus mengembangkan Kesenian Dongkrek untuk menjadi daya tarik wisata dengan mengadakan Parade Dongkrek setiap tahun.

“Parade ini akan melibatkan semua pihak yang terlibat dalam seni Dongkrek, termasuk pelaku seni, penggiat budaya, dan lembaga pendidikan di Kabupaten Madiun, sehingga anak didik kita, generasi muda tidak lupa akan kesenian Dongkrek,” terangnya.

Dongkrek pun hadir menjadi media penolak bala berbagai penyakit. Kesenian ini diciptakan oleh almarhum Raden Ngebehi Lho Prawirodipuro yang saat itu menjabat sebagai Palang atau pejabat membawahi empat hingga lima Kepala Desa di Mejayan pada waktu itu. Pada 1915 atau 1916, Ngebehi Lho Prawirodipuro wafat.

Keunikan tari dongkrek ada pada properti yang digunakan, yakni topeng. Pemakaian topeng dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat tokoh yang diperagakan.

Ada tujuh topeng yang digunakan, yakni topeng Genderuwo Merah, Genderuwo Hitam, Genderuwo Putih, Genderuwo Kuning, Roro Ayu, Roro Perot, dan Kakek Sakti,yang identik dengan karakter masing-masing.

Editor : Putra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut