- Asal Usul Nama Salak:
Gunung Salak memiliki sejarah yang panjang dan merupakan gunung yang cukup tua. Beberapa orang mengira bahwa nama "Salak" berasal dari tanaman salak. Namun, sebenarnya, nama ini berasal dari bahasa Sanskerta, "salaka," yang berarti "perak."
- Kampung Setan:
Salah satu cerita mistis yang muncul adalah tentang "Kampung Setan." Cerita dimulai saat seorang pendaki istirahat di sebuah warung sekitar jalur pendakian.
Setelah makan pisang goreng, warung tersebut tiba-tiba menghilang, dan suasana sekitarnya menjadi panas. Pendaki ini meyakini bahwa di sekitar jalur pendakian ada Kampung Setan yang dihuni oleh makhluk halus yang suka mengusili pendaki.
- Suara Gamelan:
Pendaki Gunung Salak sering mendengar suara gamelan misterius ketika mendaki menuju puncak gunung.
Suara ini berasal dari arah yang tidak jelas, dan banyak pendaki yang telah mengikuti suara tersebut hilang tanpa jejak. Mereka terhipnotis oleh suara gamelan yang menggoda dan mengikuti arahnya.
- Curug Seribu:
Tempat ini dianggap sebagai tempat angker di Gunung Salak. Di Curug Seribu, banyak pendaki yang tersesat, mengalami kecelakaan, atau bahkan hilang tanpa jejak.
Mereka berpikir bahwa arwah jahat menghantui tempat ini dan membuat pendaki terpisah dari jalur yang seharusnya.
- Titik 47 dan 48 Hektometer:
Cerita misterius berpusat di titik 47 dan 48 hektometer. Banyak pendaki yang hilang secara misterius di titik ini. Konon, mereka terpanggil oleh suara misterius dan disesatkan di tengah hutan.
Makhluk gaib tampaknya senang menjahili pendaki, dan banyak yang hilang karena mengikuti suara tersebut.
- Kerajaan Gaib Pajajaran:
Cerita terakhir adalah tentang kerajaan gaib Pajajaran. Meskipun sejarah mencatat bahwa kerajaan ini telah runtuh sebelum kedatangan Belanda, banyak yang percaya bahwa arwah raja, ratu, dan warga kerajaan Pajajaran masih berkeliaran.
Orang sering melaporkan penampakan tentara atau pengawal kerajaan gaib yang mengawasi daerah ini.
Gunung Salak memang memiliki daya tarik yang kuat untuk para pendaki, dan membuat petualangan semakin menarik bagi para pecinta alam yang berani.
Editor : Putra