“Trennya naik, karena kalau biasanya cuma ada 4 sampai 5 pasien saja, kalau ini jumlahnya sudah puluhan,” terangnya.
Data yang ada di salah satu rumah sakit ini ternyata berbeda dengan yang tercatat di Dinas Kesehatan Ponorogo. Hal ini karena berbeda identifikasi kasus DBD dengan rumah sakit.
“Bulan Februari kemarin ada 6 kasus DBD,” ungkap Kepala Dinkes Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti.
Lanjutnya, Dyah menambahkan, perbedaan tersebut muncul dari pemetaan klasifikasi DBD. Biasanya, kriteria khusus seperti jumlah trombosit, tingkat demam, hingga masalah kesehatan lain harus terpenuhi sebelum dilaporkan Dinkes sebagai DBD.
‘’Rumah sakit melakukan skrining awal untuk pencegahan agar tidak terjadi keterlambatan penanganan karenanya dilakukan overdiagnosis,’’ pungkasnya.
Editor : Putra