Sementara Mahameru yang ditegakkan menjadi Gunung Semeru masih miring, puncaknya kemudian, dipotong dan dilemparkan oleh para dewa hingga menjadi Gunung Pawitra atau Gunung Penanggungan. Dari uraian itu diketahui bahwa terdapat hubungan dalam mitologi terjadi gunung - gunung di Jawa.
Dimana Gunung Mahameru atau Semeru, merupakan axis mundi atau tiga dunia (Bhurloka, Bhuwarloka, dan Swarloka), dari Jambhudwipa dipindahkan oleh para dewa ke Jawa. Pangkalnya menancap di Jawa Barat dinamakan Gunung Kalasa yang menjadi Mahameru Tatar Sunda. Gunung yang dikenal dengan Gunung Salaktersebut berdiri di sebelah barat daya Bogor, bekas kota Pakuan Pajajaran, ibukota Sunda kuno setelah dipindahkan dari wilayah Galuh.
Kitab Tantu Panggelaran menjelaskan bahwa bagian dasar Gunung Mahameru yang dipindahkan para dewa ke Jawa berada di Tatar Sunda. Sedangkan bagian tubuh dan puncaknya ada di Jawa Timur, artinya seluruh tanah Jawa diperkuat oleh bagian-bagian dari Mahameru, dan memiliki kesucian yang setara di antara gunung - gunung di Jawa. Mengingat semua gunung merupakan rontokan Mahameru ketika dipindahkan oleh para dewa.
Pada Kitab Tantu Panggelaran, Gunung Salak atau Gunung Kalasa disebut pula dengan Gunung Sundawini, benih atau pusat pangkal Tatar Sunda. Oleh naskah tersebut dijelaskan bahwa semula di puncak Gunung Sundawini terdapat arca Wisnu, yang terbuat dari emas oleh Mpu Barang. Sementara di kaki Gunung Sundawini, terdapat mandala perkampungan kaum agamawan, yang, disebut Rebhalas.
Mengenai pentingnya Gunung Sundawini telah diketahui oleh para penggubah Kitab Tantu Panggelaran. Gunung Sundawini pun dipercaya sebagai pangkal dari Mahameru, karenanya tubuh dan puncak Mahameru tidak berarti jika tidak berdiri di bagian pangkal gunung tersebut. Dari sini bisa disebutkan bahwa penangkal Mahameru terdapat di Tatar Sunda.
Editor : Putra