3 Penjara Paling Angker di Dunia, Banyak Napi Disiksa hingga Bunuh Diri

2. Eastern State Penitentiary, Amerika Serikat

Baca Juga

Ditolak Bertemu Ibu yang Dipenjara Bersama Balita, ini Tanggapan Kak Seto

Masih dari AS, Eastern State Penitentiary juga merupakan sebuah penjara angker dan tua. Berada di Pennsylvania, AS, penjara ini dibangun pada 1787 atas rancangan John Haviland. Penjara tua ini beroperasi di tahun 1829 dan dijuluki sebagai penjara termegah.

Melansir laman resmi Eastern State Penitentiary, penjara ini juga memiliki tingkat keamanan tinggi dan pernah menampung narapidana kelas kakap seperti Al Capone.

Banyak kisah kelam yang meliputi penjara ini. Seperti napi yang disiksa dan dibunuh, terkena penyakit hingga meninggal, napi bunuh diri, hingga menderita gangguan jiwa. Sosok arwah para napi tersebut dikabarkan masih sering terlihat, meskipun penjara sudah tidak lagi beroperasi sejak 1971.

Baca Juga

Ada Lagi Napi Perempuan di Penjara Bersama Balita, Apa Kabar Putri Candrawati

Laman NPR menyebut, Eastern State Penitentiary adalah salah satu penjara paling angker di Amerika. Banyak kelompok para pencari hantu yang sudah melakukan penelusuran demi membuktikan kisah-kisah menyeramkan yang selama beredar tersebut.

Satu hal yang sering dialami penjaga dan pengunjung adalah suara tertawa dan sosok bayangan yang melesat cepat di blok sel nomor 12 dan 6. Sementara di blok sel nomor 4 kerap terlihat wajah sesosok makhluk tak kasat mata. Terdengar juga suara langkah kaki dan ratapan lirih di dalam wilayah penjara itu.

Kini, masyarakat bisa langsung mengunjungi kompleks penjara Eastern State Penitentiary. Ada berbagai pilihan paket tur yang bisa menjadi pilihan. Contohnya adalah tur penjara pada siang hari, tur penjara di malam hari, tur sekolah dan grup, tur khusus pada malam Halloween, dan tur virtual.

Baca Juga

Dikaitkan dengan Putri Candrawathi, ini Tanggapan Angelina Sondakh

3. Penjara La Sante, Prancis

Prancis memiliki Penjara La Sante di wilayah Paris. Penjara ini mempunyai keamanan tingkat tinggi, sehingga mustahil bagi para narapidana untuk bisa melarikan diri.

Editor : Dinar Putra