JAKARTA, iNews.id - Ratusan santri di Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, terpaksa salat berjamaah di lapangan karena belum memiliki masjid. Mereka adalah siswa SDIT dan SMPIT Rabbani Surantih, lembaga pendidikan tempat bagi siswa dari keluarga miskin dan dhuafa menuntut ilmu.
Aznil Al Ashfi dari tim ACT Padang mengatakan, sejak berdiri pada 2018, santri terpaksa salat berjamaah di lapangan beralaskan terpal. Ruang kelas yang ada tidak cukup menampung semua santri yang kini berjumlah 225 orang.
“Dengan lapangan yang luas dan di bawah terik matahari semua santri bisa salat lima waktu secara berjamaah,” katanya.
Kondisi sekolah Islam terpadu Rabbani Surantih, tambah Aznil, masih sangat memprihatinkan. Selain masjid, ruangan kelas juga sangat sederhana, terbuat dari kayu dan papan teriplek. Kondisi tersebut kurang nyaman dan dapat menghambat kegiatan belajar mengajar.
Kepala SDIT dan SMPIT Rabbani Surantih Deri Candra mengatakan santri setiap hari melakukan rutinitas mengaji, menghafal, dan mempelajari agama Islam. Walau tak memiliki masjid, setiap santri tetap semangat belajar menjadi hafiz Alquran.
“Untuk membangun fasilitas belajar mengajar yang lebih layak, masih terkendala biaya. Kami tidak ingin membebankan kepada santri, karena mereka juga berasal dari keluarga tidak mampu,” ucapnya.
Kepala Cabang ACT Padang Aan Saputra mengajak para dermawan untuk mewujudkan keinginan para santri untuk memiliki masjid yang layak. Dengan demikian kegiatan ibadah dan belajar santri berjalan lancar dan mendapat hasil maksimal dalam menuntut ilmu.
“Mari membangun rumah kita di surga dengan cara membangun rumah Allah di dunia," seru Aan.
Editor : Putra
Artikel Terkait
