MADINA, iNews.id - Potret miris pendidikan diperlihatkan oleh pejuangan siswa di Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut). Mereka berangkat sekolah harus menelusuri sungai hingga masuk hutan berjalan kaki selama enam jam untuk sampai ke sekolahnya.
Mereka merupak warga yang tinggal di perbukitan Tor Pulo, Dusun Lubuk Sihim dan Aek Tombang, Desa Muara Batang Angkola, Kecamatan Siabu. Tak hanya pelajar SMP, siswa SD yang masih kecil pun tampak menelusuri sungai Batang Gadis yang kadang berarus desar di lokasi tersebut.
Dengan pembawa tas dan sepatu, mereka berangkat dari subuh. Sepanjang perjalanan, siswa ini kadang harus berpapasan dengan babi hutan hingga hewan buas lainnya.
Kodisi ini pun dibenarkan Kepala Dusun Lubuk Sihim, Desa Muara Batang Angkola, Mustiaman Harefa. Dia mengatakan, ratusan anak sekolah dari dua dusun berjalan kaki ke sekolah.
"Kalau dari Aek Tombang siswa harus berjalan 6 km bila ke hendak sekolah ke SD di desa Indik. Kalau dari dusun kita (Lubuk Sihim) sekitar 3 km," kata Mustiaman, Kamis (13/10/2022).
Berangkat pukul 04.30, ratusan siswa itu tak ditemani orang tuanya. Jarak yang cukup jauh rupanya membuat para siswa itu membawa baju ganti
"Kalau dari tor Dairi, banjar Lasiak mereka berangkat jam 04.30, pakai pakaian sehari-hari. Sesampainya di desa induk baru diganti dengan seragam sekolah," ucapnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait