“Itulah sebabnya proses pembuatan tato sangat berarti bagi saya. Itu benar-benar mendorong saya untuk belajar berserah kepada sesuatu yang lebih besar dari diri saya sendiri dan menghadapi rasa sakit.”
Walaupun tato-tatonya penting, Julia mengaku sering menghadapi kesalahpahaman dari warganet yang menganggapnya sebagai usaha untuk panjat sosial atau mencari perhatian.
“Orang-orang sering beranggapan bahwa saya hanya ingin diperhatikan.”
Namun, Julia tidak membiarkan pendapat tersebut memengaruhinya, karena dia memiliki keluarga dan teman-teman yang sangat mendukungnya.
“Mereka semua memahami dan melihat lebih dalam dari apa yang tampak. Seni tidak hanya mengubah seseorang menjadi jahat. Saya senang mereka bisa melihat dan memahami hal itu,” tutupnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait