JAKARTA, iNews.id - Menjadi pelatih sepakbola mungkin menjadi keinginan sebagian orang. Lalu bagaimana cara menjadi pelatih sepakbola di Indonesia, serta mendapatkan lisensi?
Ada beberapa hal yang perlu dipahami jika ingin menjadi seorang juru taktik sepak bola profesional. Khususnya untuk mendapatkan lisensi kepelatihan.
Dalam sepak bola Indonesia, sebelumnya telah lisensi pelatih C Nasional, B Nasional, dan A Nasional. Namun, lisensi tersebut saat ini sudah tidak berlaku lagi.
Sebab, regulasi kursus kepelatihan di setiap negara saat ini dipegang oleh konfederasi benua masing-masing.
Oleh karena itu, harus mengacu pada aturan yang dikeluarkan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk mendapatkan lisensi pelatih sepak bola di Indonesia. Ada 4 lisensi kepelatihan menurut AFC antara lain Grassroots (lisensi D Nasional), C AFC, B AFC, A AFC, dan AFC Pro.
Berikut adalah cara menjadi pelatih sepak bola Indonesia lengkap dengan tahapannya yang dirangkum iNews.id, Rabu (2/11/2022).
1. Mendapatkan Lisensi D Nasional (Grassroots)
Lisensi kepelatihan tertinggi dalam urutan tersebut adalah AFC Pro. Setiap orang yang ingin mengantongi lisensi AFC Pro haruslah memiliki semua lisensi di bawahnya, mulai dari lisensi Grassroots hingga A AFC.
Hal pertama yang harus dilalui seorang calon pelatih adalah mendapatkan lisensi Grassroots atau setara D Nasional. Sesuai namanya, lisensi D Nasional bisa diperoleh apabila seseorang mengikuti kursus yang diadakan oleh federasi sepak bola masing-masing, dalam hal ini adalah PSSI.
Dikutip iNews.id dari Okezone, Rabu (2/11/2022), PSSI menyelenggarakan kursus kepelatihan lisensi D Nasional melalui Asprov (Asosiasi Sepakbola Tingkat Provinsi) atau Askot (Asosiasi Sepakbola Tingkat Kota).
Persyaratan yang wajib dilengkapi oleh setiap peserta kursus antara lain adalah harus mendapatkan surat rekomendasi dari SSB (Sekolah Sepakbola) yang terdaftar di Asprov atau Askot.
2. Mendapatkan Lisensi C AFC
Setelah mengikuti kursus dan dinyatakan lulus, lisensi D Nasional bisa dimiliki dan bisa dipakai untuk melatih SSB. Selanjutnya, dapat diteruskan dengan mengikuti kursus kepelatihan C AFC dengan beberapa syarat, yakni mantan pemain tim nasional atau punya lisensi D Nasional, aktif melatih di level grassroots (SSB) selama minimal enam bulan.
Jika lulus, kemudian akan mendapatkan lisensi C AFC. Ini dapat dijadikan modal untuk bisa menjadi pelatih kepala di klub Liga 3, pelatih kepala di Elite Pro Academy (U-18 dan U-16), pelatih kepala di klub Liga 1 putri, dan asisten pelatih kepala di klub Liga 2 dengan lisensi C AFC.
3. Mendapatkan Lisensi B AFC
Setelah minimal dua tahun melatih dengan lisensi C AFC, baru bisa mengikuti kursus kepelatihan B AFC. Jika lulus dalam kursus ini, maka dapat menjadi pelatih kepala klub Liga 2, asisten pelatih kepala klub Liga 1, dan pelatih kepala di Elite Pro Academy U-20.
4. Mendapatkan A AFC
Jenjang berikutnya adalah mengikuti kursus kepelatihan A AFC. Hal itu bisa dilakukan dengan syarat punya pengalaman melatih minimal setahun dengan lisensi B AFC.
Ujian yang akan dihadapi akan lebih sulit daripada sebelumnya. Namun, ada peluang lebih besar menanti jika lulus pada tahap ini. Dengan lisensi ini, seseorang bisa menjadi pelatih kepala klub Liga 1, asisten pelatih kepala klub Liga 1, pelatih tim nasional usia muda (U-16, U-19, U-23), tim nasional wanita, dan asisten pelatih kepala tim nasional senior.
Editor : Putra